Sabtu, 10 Februari 2018

Semuanya Bermula dari Kehendak-Nya



25 november 2018, tepatnya adalah hari ini. Impian yang telah saya cita-citakan sejak semester satu harus kandas. Pasalnya sudah dua kali saya memperjuangkannya dan iniadalah untuk ketiga kalinya. Ketika semester dua tahun 2016 saya mendapat kabar bahwa diselenggarakan suatu olimpiade nasional di bidang MIPA seperguruan tinggi se-Indonesia. Meskipun mengikuti tahap-tahap yang begitu panjang, saya memutuskan untuk ikut. Selesai praktikum Fisika yang dibimbing oleh asisten dosen, saya langsung menuju BAKSI untuk mendapat info lebih lanjut menegnai Olimpiade tadi. Sesampai dibaksi yang merupakan tempat yang saya tuju sebelumnya, bergegas saya bertanya dengan pegawai yang bekerja di sana. “Maaf pak, tadi saya dapat info kalau ada lomba ON-MIPA PT yang diadakan oleh dikti. Nah begini pak, saya berniat mau ikut jadi gimana cara mengurusnya pak?”. Bapak itu pun langsung menjawab :Begini nak, untuk mengikuti lomba ini harus melalui prodi masing-masing terlebih dahulu. Anak ini prodinya apa?”. “Saya dari prodi Pendidikan Matematika, pak” jawab saya. Bapak tadi pun mejawab “Nah, kalau begitu segera daftarkan dirinya di akademik fakultas dulu. Setelah itu diseleksi se-universitas Jambi”. “Okelah pak kalu begitu, saya daftarin diri di fakultas terlebih dahulu” timpal saya. Meskipun sendirian dari angkatan, saya benar-benar bertekad untuk mengikuti lomba ini. Motivasi saya ikut olimpiade ini memang linier dengan jurusan yang saya ambil, selain itu saya juga menyukai Matematika. Karena itulah saya berani untuk ikut.
Saya pun langsung menuju fakultas saya yaitu FKIP yang berjarak 100 M dari BAKSI tadi. “Assalamu’alaikum, maaf buk. Saya mau daftarkan diri untuk ikut ON- MIPA PT” pinta saya. “Memangnya adik ini semester berapa?” tanya petugas akademik FKIP. Saya pun menjawab “ Saya semester dua bu”. “Begini, dik pendaftaranya sudah ditutup hari ini” jelas ibu tadi. “Oh, iya ya bu sudah tutup tapi infonya baru-baru ini masih dibuka”. Tegas saya. “iya tapi khusus untuk kakak tingkat diatasmu. Kamukan juga masih semster dua jadi semster selanjutnya juga masih bisa ikut” ibu tadi kembali menjelaskan. “Iya bu, gak papa lah kalo seandainya gak bisa” jawab sedih.  
To be continued .....!!!